Selasa, 20 Oktober 2015

Abreviasi



TUGAS MORFOLOGI

KELOMPOK 4          :           Vidia Oktabellasari                 ( A1B113054 )
Khairun Nisa                           ( A1B113214 )
Lutfia Safitri                           ( A1B113221 )
Dian Anggraini                       ( A1B113226 )
                                                Ruth Cahyaningratri               ( A1B113230 )
                                                                                               
PENGERTIAN ABREVIASI
Menurut teori nonkonvensional, abreviasi merupakan salah satu proses morfologis. Abreviasi adalah proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi adalah pemendekan, sedangkan hasil prosesnya disebut kependekan.Abreviasi didefinisikan sebagai kependekan dari sebuah kata atau frasa.Abreviasi dapat juga diartikan sebagai proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi ialah pemendekan, sedang hasil prosesnya disebut kependekan (Harimurti Kridalaksana, 1989: 159).
Dalam proses ini, leksem atau gabungan leksem menjadi kata kompleks atau akronim atau singkatan dengan berbagai abreviasi, yaitu dengan pemenggalan, kontraksi, akronimi, dan penyingkatan.


JENIS – JENIS ABREVIASI
          Jenis - jenis kependekan muncul akibat terdesak oleh kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Jenis – jenis kependekan antara lain:
a.       Singkatan
Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak, misalnya: FSUI ( Fakultas Sastra Universitas Indonesia ), KKN ( Kuliah Kerja Nyata ), DPR ( Dewan Perwakilan Rakyat ).
b.      Penggalan
Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem, seperti Prof ( Profesor ), Kol ( Kolonel ), Pak ( Bapak ).
c.       Akronim
Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkn huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik bahasa Indonesia seperti SIM ( Surat Izin Mengemudi ), IKIP ( Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan ), LAN ( Lembaga Administrasi Negara ).Akronim dan kontraksi sukar dibedakan, sering tumpang tindih. Sebagai pegangan dapat ditentukan bahwa bila seluruh kependekan itu dilafalkan sebagai kata wajar, kependekan itu merupakan akronim.
d.      Kontraksi
Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkas leksem dasar atau gabungan leksem seperti takkan ( tidak akan ), rudal ( peluru kendal ), sendratari ( seni drama tari ).
e.       Lambang huruf
Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur, seperti cm ( centimeter ), kg ( kilo gram ), Au ( Aurum ).


KLASIFIKASI JENIS – JENIS ABREVIASI
Singkatan terjadi karena proses – proses berikut:
1)      penggalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya: H = Haji, AA = Asia-Afrika, RS = Rumah Sakit.
2)      pengekalan huruf pertama dengan pelesapan konjungsi, preposisi, reduplikasi, dan artikulasi kata. Misalnya: IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3)      pengulangan huruf pertama dengan bilangan bila berulang. Misalnya 3D = Dilihat, Diraba, Diterawang.
4)      pengekalan dua huruf pertama dari kata. Misalnya: Ny = nyonya, Wa = Wakil.
5)      pengekalan tiga huruf pertama dari sebuah kata. Misalnya: Okt = Oktober.
6)      pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: sekr = sekretaris, Sept = September.
7)      pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir kata. Misalnya: Ir = Insinyur.
8)      pengekalan huruf pertama dan huruf ketiga. Misalnya: Gn = Gunung.
9)      pengekalan huruf pertama dan terakhir dari suku kata pertama dan huruf pertama dari suku kata kedua. Misalnya: Kpt = Kapten.
10)  pengekalan huruf pertama kata pertama dan huruf pertama kata kedua dari gabungan kata. Misalnya: VW = Volkswagen.
11)  pengekalan dua huruf pertama dari kata pertama dan huruf pertama kata kedua dalam suatu gabungan kata. Misalnya Swt = Swatantra.
12)  pengekalan huruf pertama suku kata pertama dan huruf pertama dan terakhir suku kata kedua dari suatu kata. Misalnya: Bdg = Bandung, tgl = tanggal.
13)  pengekalan huruf pertama dari tiap suku kata. Misalnya: hlm = halaman.
14)  pengekalan huruf pertama dan huruf keempat dari suatu kata. Misalnya:DO = depot.
15) pengekalan huruf yang tidak beraturan. Misalnya: Kam = keamanan.

Akronim dapat terjadi karena proses-proses berikut:
1)      Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI=Angkatan Bersenjata RpublikIndonesia.
2)      Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya:Akabri= Akademi angkatan bersenjata Republik Indonesia.
3)      Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu= pemilihan umum.
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia. Akronim dibentuk dengan mngindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.Secara garis besar, kontraksi mempunyai subklasifikasi sebagai berikut:
1)      Pengekalan suku pertama dari tiap komponen. Misalnya: Orba=orde baru.
2)      Pengekalan suku pertama komponen pertama dan pengekalan kata seutuhnya. Misalnya: angair=angkutan air.
3)      Pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen. Misalnya: Gatrik=tenaga listrik.
4)      Pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf pertama dari komponen selanjutnya. Misalnya: Gapeni= Gabungan Pengusaha Apotek Nasional Indonesia.
5)      Pengekalan suku pertama tiap komponen dengan pelesapan konjungsi. Misalnya: Anpuda= Andalan Pusat dan Daerah.
6)      Pengekalan huruf pertama tiap komponen. Misalnya: KONI=Komite Olahraga Nasional Indonesia (bertumpang tindih dengan singkatan).
7)      Pengekalan huruf pertama tiap komponen frasa dan pengekalan dua huruf pertama komponen terakhir. Misalnya: Aika= Arsitek Insinyur Karya.
8)      Pengekalan dua huruf pertama tiap komponen.Misalnya: Unud= Universitas Udayana.
9)      Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen. Misalnya: Puslat=Pusat latihan.
10)  Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua disertai pelesapan konjungsi. Misalnya: abnon=abang dan none.
11)  Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Nekolim= Neokolonialisme, Kolonialisme, imperialis.
12)  Pengekalan huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Nasakom=Nasional, Agama, Komunis.
13)  Pengekalan tiga huruf pertama tiap komponen serta pelesapan konjungsi. Misalnya: Falsos=falsafah dan sosial.
14)  Pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua. Misalnya: Jabar=Jawa Barat.
15)  Pengekalan empat huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan konjungsi. Misalnya:  Agitrop= agitasi dan propaganda.
16)  Pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan. Misalnya:Akaba= Akademi Perbankan.

Penggalan terjadi karena proses – proses berikut:
1)      Penggalan suku pertama dari suatu kata. Misalnya: Dok= Dokter.
2)      Pengekalan suku terakhir suatu kata. Misalnya: Pak=bapak.
3)      Pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: Dep= Departemen.
4)      Pengekalan empat huruf pertama dari suatu kata. Misalnya: Prof= Profesor.
5)      Pengekalan kata terakhir dari suatu frasa. Misalnya: ekspres=kereta api ekspres.
6)      Pelesapan sebagian kata. Misalnya: bahwa sesungguhnya = bahwasanya.

Lambang huruf dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Lambang huruf yang menandai bahan kimia atau bahan lain.
·         Pengekalan huruf pertama dari kata. Misalnya: N= Nitrogen.
·         Pengekalan dua huruf pertama dari kata. Misalnya: Na=natrium.
·         Pengekalan huruf dan bilangan yang menyatakan rumus bahan kimia. Misalnya: H2O = hydrogen dioksida.
·         Pengekalan huruf pertama dan ketiga. Misalnya: Mg = magnesium.
·         Pengekalan gabungan lambang huruf. Misalnya: Na Cl = Natrium Klorida.
2. Lambang huruf yang menandai ukuran.
·         Pengekalan huruf pertama. Misalnya: g = gram.
·         Pengekalan huruf pertama dari komponen gabungan. Misalnya: km = kilometer.
·         Pengekalan huruf pertama dan terakhir dari komponen pertama dan huruf pertama komponen kedua. Misalnya: dam= decameter.
·         Pengekalan huruf pertama, ketiga, dan keempat. Msalnya: yrd= yard.
3. Lambang huruf yang menyatakan bilangan.
Huruf-huruf yang digunakan sebagai lambang bilangan adalah I=1, V=5,X=10, L=50.
4. Lambang huruf yang menandai kota/Negara/alat angkutan.
·         Pengekalan dua huruf pertama ditambah satu huruf pembeda. Misalnya: SIN= Singapura, DJB=Jambi.
·         Pengekalan tiga huruf konsonan. Misalnya: JKT= Jakarta.
·         Lambang huruf yang menandai nomor mobil. Misalnya: A= Banten, E =Cirebon.
5. Lambang huruf yang menyatakan uang.
Lambang huruf yang digunakan untuk menandai uang, antara lain: Rp = rupiah, $= Dolar, Fr= Frenc.
6. Lambang huruf yang dipakai dalam berita kawat.
Lambang huruf yang dipergunakan dalam berita kawat, antara lain: HRP= harap, DTG= datang, SGR= Segera.

DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 09 Oktober 2015

Morfologi





KELOMPOK 4          :           Vidia Oktabellasari                 ( A1B113054 )
Khairun Nisa                           ( A1B113214 )
Lutfia Safitri                           ( A1B113221 )
Dian Anggraini                       ( A1B113226 )
                                                Ruth Cahyaningratri               ( A1B113230 )
                                                                                               
1.      Sebutkan prinsip-prinsip pengenalan morfem? Jelaskan dan berikan contohnya!
JAWABAN
Ada enam prinsip yang saling melengkapi untuk memudahkan pengenalan morfem (Lihat Ramlan, 1980), yakni sebagai berikut:
3.1  Prinsip pertama
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis dan arti atau makna yang sama merupakan satu morfem.
membaca                                        kemanusiaan
Contoh:
Baca
Ke – an
Pembaca
Kecepatan
Bacaan
Kemanusiaan
Membacakan
Kedengaran
Karena struktur fonologis dan maknanya sama, maka satuan tersebut merupakan morfem yang sama.
Walaupun satuan tersebut struktur fonologisnya sama, bukan merupakan morfem yang sama karena makna gramatikalnya.

3.2  Prinsip Kedua
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonolis yang berbeda. Merupakan satu morfem apabila bentuk-bentuk itu mempunyai arti atau makna yang sama dan perbedaan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara fonologis. Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.
Contoh:
mem –             :  membawa
men  -              :  menulis
meny  -            :   menyisir
meng  -            :   menggambar
me-                   :   melempar
Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem awal morfem yang dilekatinya.

3.3  Prinsip Ketiga
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur ontologis yang berbeda. Sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, namun masih dapat dianggap sebagai satu morfem apabila mempunyai makna yang sama, dan mempunyai distribusi yang komplementer. Perhatikan contoh berikut:
ber-       :  berkarya, bertani, bercabang
bel-        :  belajar, belunjur
be-         :  bekerja, berteriak, beserta
Kedudukan afiks ber- yang tidak dapat bertukar tempat itulah yang disebut distribusi komplementer.

3.4  Prinsip Keempat
Apabila dalam deretan struktur, suatu bentuk berpararel dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu merupakan morfem, ialah yang disebut morfem zero.
Misalnya:
a.       Rina membeli sepatu
b.      Rina menulis surat
c.       Rina membaca novel
d.      Rina menggulai ikan
e.       Rina makan pecal
f.       Rina minum susu
Semua kalimat itu berstruktur SPO. Predikatnya tergolong ke dalam verba aktif transitif. Kalau pada kalimat a, b. c, dan d, verba aktif transitif tersebut ditandai oleh meN-, sedangkan pada kalimat e dan f verba aktif transitif itu ditandai kekosongan (meN- tidak ada), kekosongan itu merupakan morfem, yang disebut morfem zero.

3.5  Prinsip Kelima
Bentuk-bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila bentuk yang mempunyai struktur fonologis yang sama itu berbeda maknanya, maka tentu saja merupakan fonem yang berbeda.
Contoh:
a.       Junior membeli buku
b.      Buku itu sangat mahal
c.       Junior membaca buku
d.      Junior makan buku tebu
Satuan buku pada kalimat a dan b merupakan morfem yang sama karena maknanya sama. Satuan buku pada kalimat kalimat c dan d bukanlah morfem yang sama karena maknanya berbeda.

3.6 Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang tidak dapat dipisahkan merupakan morfem. Ini berarti bahwa setiap satuan gramatik yang tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan gramatik yang lebih kecil, adalah morfem. Misalnya, satuan ber- dan lari pada berlari, ter- dan tinggi pada tertinggi tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan yang lebih kecil. Oleh karena itu,ber -  lari, dan ter - tinggi adalah morfem.


2.      Jelaskan konsep konstruksi morfologis beserta contoh!
JAWABAN
Konstruksi morfologis ialah konstruksi formatif-formatif dalam kata (Kridalaksana, 1983:92). Maksudnya bentuk atau satuan kata yang mungkin merupakan morfem tunggal atau gabungan morfem yang satu dengan yang lain. Bentuk atau satuan yang berupa morfem tunggal disebut konstruksi sederhana, sedangkan bentuk atau satuan yang terdiri atas beberapa morfem disebut konstruksi rumit (Samsuri, 1982:195).
Selanjutnya, Samsuri (1982:195) mengklasifikasikan konstruksi sederhana menjadi dua macam yaitu akar (istilah Ramlan bentuk atau satuan tunggal bebas yang sekaligus merupakan kata), satuan berwujud kecil yang secara morfologis berdiri sendiri, namun secara fonologis bisa mendahului atau mengikuti morfem-morfem lain dengan eratnya yang lazim disebut klitik, akan sering pula disebut kata morfem. Sedangkan klitik sendiri dapat kita bedakan menjadi proklitik dan enklitik.
-          klitik: bentuk yang terikat secara fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa atau klausa, misal bentuk {-nya} dalam kata bukunya.
-          proklitik: klitik yang secara fonologis terikat dengan kata yang mengikutinya, misal {ke} dalam kalimat ke rumah.
-          enklitik: unsur tata bahasa yang tidak berdiri sendiri, selalu bergabung dengan kata yang mendahuluinya, seperti {-mu} dan {-nya} dalam bahasa Indonesia.
Konstruksi rumit merupakan hasil proses penggabungan dua morfem atau lebih. Konstruksi rumit bisa berupa gabungan antara pokok dan afiks, seperti: ber – juang pada berjuang, antara akar (ada pula yang menyebutnya dasar atau morfem bebas) dan afiks, seperti makanan – an pada makanan, antara pokok kata dan akar seperti semangat dan juang pada semangat juang, antara pokok kata dan pokok kata seperti gelak dan tawa pada gelak tawa, dan antara akar dan akar, seperti meja dan makan pada meja makan.


3.      Bagaimanakah membedakan derifasi dan infleksi?jelaskan beserta contoh!
JAWABAN
Pengertian infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya Secara khusus, perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tepat mempertahankan identitas kata kerja itu, sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tetapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah, seperti contoh dibawah ini:
menulis – ditulis – kutulis – kau tulis – kami tulis
melihat – dilihat – kulihat – kau lihat – kami lihat
membaca – dibaca – kubaca – kau baca – kami baca
mencari – dicari – kucari – kau cari – kami cari
memukul – di pukul – kupukul – kau pukulin – kami pukul
Bentuk kata menulis, melihat, membaca, mencari, dan memukul beserta semua variasinya itu adalah infleksi karena identitas kata-kata tersebut sebagai kata kerja dengan pengertian yang ada pada tiap bentuk kata itu tidak berubah, kecuali bentuk terkait me- yang secara berurutan diganti dengan di-, ku-, kau-, dan kami- yang mengubah pengertian pelakunya.
Sedangkan derivasi adalah suatu perubahan proses kelas kata (kata kerja) tanpa pemindahan kelas kata. Perubahan kata kerja mendengar menjadi mendengarkan atau melihat menjadi perlihatkan adalah derivasi tanpa mengubah kelas kata.
Derivasi dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu antara lain sebagai berikut.
a.       Derivasi Internal
Derivasi internal adalah proses mengubah verba tanpa mengubah kelas katanya, namun identitas leksikalnya berubah. Bentuk yang baru ini dapat mengalami infleksi seperti bentuk asalnya, misalnya:
Membuat jadi membuatkan
Melihat jadi memperlihatkan
Melompat jadi melompati
Menyerah jadi menyerahkan, menyerah
b.      Derivasi Adverbal
Derivasi adverbal adalah proses perubahan kelas kata kerja menjadi kelas-kelas kata lain yaitu kata benda, kata sifat, atau kata tugas. Derivasi adverbal dibagi beberapa lagi, yaitu:
1.      Nomina Deverbal
Pemindahan kelas kata kerja ke kata benda dapat dilakukan dengan mempergunakan morfem-morfem terikat. Proses ini sangat produktif dalam bahasa Indonesia.
Contohnya:
Menyanyi jadi penyanyi, nyanyian.
Mendengar jadi pendengar, pendengaran, kedengaran.
Berjalan jadi pejalan, perjalanan, jalanan.
Menjual jadi penjual, jualan, penjualan.
Membaca jadi pembaca, pembacaan, bacaan.
2.        Adjektif deverbal
Dalam beberapa kasus dan beberapa kata kerja yang sebenarnya merupakan derivasi dari kata sifat yang dapat ditransposisikan lagi ke dalam kata sifat. Dalam status kata sifat tersebut dapat diperluas dengan unsur-unsur yang biasa dikenakan pada kata sifat.
Contohnya:
Ia menyenangkan kami dengan sebuah atraksi.

Menurut kami, membedakan antara derifasi dan infleksi dapat kita lihat dari pembentukan kata menjadi kalimat. Karena antara derifasi dan infleksi ini saling bertolak belakang akan kegunaannya.
Dapat kami lihat dari pendapat Nida dikutif Ba’dulu dan Herman (2005:11) perbedaan antara fleksi dan derivasi adalah sebagai berikut:
Infleksi
a.       Cenderung merupakan formasi luar, muncul lebih jauh dari stem ketimbang afiks derivasi.
b.      Cenderung kurang bervariasi, namun dengan distribusi yang luas.
c.       Digunakan untuk mencocokkan kata-kata bagi pemakaian dalam sintaksis, namun tidak pernah mengubah kelas kata.
Derivasi
a.       Cenderung merupakan formasi dalam, muncul lebih dekat ke stem  ketimbang afiks derivasi.
b.      Cenderung lebih bervariasi, namun dengan distribusi yang terbatas.
c.       Digunakan untuk menetapkan kata-kata dalam suatu kelas dan umumnya mengubah kelas kata.


4.      Bagaimanakah membedakan endosentris dan eksosentris? Jelaskan beserta contohnya!
JAWABAN
Frasa menurut distribusi unsur pembentuknya ada 2 macam, yaitu frasa endosentris dan frasa eksosentris. Frasa endosentris terdapat 3 macam, yaitu : koordinatif, atributif, dan apositif. Frasa Eksosentri terdapat 2 macam, yaitu : proposional dan nondirekti.
A.    Frasa endosentris
Frasa yang lingkungan distribusinya sama dengan salah satu atau semua unsurnya. Contoh:
-          Dua orang siswa belajar.
-          Rumah kacil terbakar.
Dua orang siswa dan rumah kecil adalah frasa yang menduduki fungsi Subjek. Frasa-frasa itu termasuk frasa endosentrik, karena salah satu unsurnya mempunyai distribusi yang sama. Berarti frasa itu dapat digantikan oleh salah satu atau unsurnya.
            Frasa endosentris dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Frasa endosentris koordinatif : frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara. Kesetaraannya dapat dibuktikan dengan adanya kemungkinan konstituen itu dihubungkan dengan penghubung dan, atau.
contoh : Laki-laki dan permpuan itu berjalan di jalan.
b. Frasa endosentris atributif : frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara. Konstituen-konstituen itu tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan, atau.
contoh : Gadis manis itu berjalan di jalan.
c. Frasa endosentris apositif : frasa yang mirip dengan frasa endosentris koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan.
contoh : Andi, laki-laki berjilbab itu berjalan di jalan.
Kedua, frasa eksosentrik adalah frasa yang lingkungan distribusinya tidak sama dengan salah satu unsurnya, jadi tidak ada yang dapat menggantikan fungsi frasa itu.
B.     Frasa eksosentris
Frasa yang jika salah satu komponennya dihilangkan, akan menyebabkan frasa tersebut tidak baik. Contoh:
-          Budi makan di.
-          Budi makan dapur.
Frasa eksosentris dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a.       Frasa eksosentris proporsional : komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina.
contoh : Alvin pergi ke pasar.
b.      Frasa eksosentris nondirektif : frasa eksosentris yang konstituen perangkainya berupa artikula, sedangkan konstituen sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang berkategori nomina, verba, atau adjektiva.
contoh : Para hadirin dipersilahkan untuk memakan hidangan yang telah disediakan.
























DAFTAR PUSTAKA