KELOMPOK 4 : Vidia Oktabellasari (
A1B113054 )
Khairun
Nisa ( A1B113214 )
Lutfia
Safitri (
A1B113221 )
Dian
Anggraini (
A1B113226 )
Ruth Cahyaningratri (
A1B113230 )
1. Sebutkan
prinsip-prinsip pengenalan morfem? Jelaskan dan berikan contohnya!
JAWABAN
Ada enam prinsip yang
saling melengkapi untuk memudahkan pengenalan morfem (Lihat Ramlan, 1980),
yakni sebagai berikut:
3.1 Prinsip pertama
Bentuk-bentuk yang
mempunyai struktur fonologis dan arti atau makna yang sama merupakan satu
morfem.
membaca
kemanusiaan
Contoh:
Baca
|
Ke
– an
|
Pembaca
|
Kecepatan
|
Bacaan
|
Kemanusiaan
|
Membacakan
|
Kedengaran
|
Karena
struktur fonologis dan maknanya sama, maka satuan tersebut merupakan morfem
yang sama.
|
Walaupun
satuan tersebut struktur fonologisnya sama, bukan merupakan morfem yang sama
karena makna gramatikalnya.
|
3.2 Prinsip Kedua
Bentuk-bentuk yang
mempunyai struktur fonolis yang berbeda. Merupakan satu morfem apabila bentuk-bentuk
itu mempunyai arti atau makna yang sama dan perbedaan struktur fonologisnya
dapat dijelaskan secara fonologis. Perubahan setiap morf itu bergantung kepada
fonem awal morfem yang dilekatinya.
Contoh:
mem – :
membawa
men -
: menulis
meny -
: menyisir
meng -
: menggambar
me- : melempar
Perubahan setiap morf itu bergantung kepada fonem
awal morfem yang dilekatinya.
3.3 Prinsip Ketiga
Bentuk-bentuk yang
mempunyai struktur ontologis yang berbeda. Sekalipun perbedaannya tidak dapat
dijelaskan secara fonologis, namun masih dapat dianggap sebagai satu morfem
apabila mempunyai makna yang sama, dan mempunyai distribusi yang komplementer.
Perhatikan contoh berikut:
ber- :
berkarya, bertani, bercabang
bel- :
belajar, belunjur
be- :
bekerja, berteriak, beserta
Kedudukan afiks ber- yang tidak dapat bertukar
tempat itulah yang disebut distribusi komplementer.
3.4 Prinsip Keempat
Apabila dalam deretan
struktur, suatu bentuk berpararel dengan suatu kekosongan, maka kekosongan itu
merupakan morfem, ialah yang disebut morfem zero.
Misalnya:
a. Rina
membeli sepatu
b. Rina
menulis surat
c. Rina
membaca novel
d. Rina
menggulai ikan
e. Rina
makan pecal
f. Rina
minum susu
Semua kalimat itu
berstruktur SPO. Predikatnya tergolong ke dalam verba aktif transitif. Kalau
pada kalimat a, b. c, dan d, verba aktif transitif tersebut ditandai oleh meN-,
sedangkan pada kalimat e dan f verba aktif transitif itu ditandai kekosongan
(meN- tidak ada), kekosongan itu merupakan morfem, yang disebut morfem zero.
3.5 Prinsip Kelima
Bentuk-bentuk yang
mempunyai struktur fonologis yang sama mungkin merupakan satu morfem, mungkin
pula merupakan morfem yang berbeda. Apabila bentuk yang mempunyai struktur fonologis
yang sama itu berbeda maknanya, maka tentu saja merupakan fonem yang berbeda.
Contoh:
a. Junior
membeli buku
b. Buku
itu sangat mahal
c. Junior
membaca buku
d. Junior
makan buku tebu
Satuan buku pada
kalimat a dan b merupakan morfem yang sama karena maknanya sama. Satuan buku
pada kalimat kalimat c dan d bukanlah morfem yang sama karena maknanya berbeda.
3.6 Prinsip Keenam
Setiap bentuk yang
tidak dapat dipisahkan merupakan morfem. Ini berarti bahwa setiap satuan
gramatik yang tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan gramatik yang
lebih kecil, adalah morfem. Misalnya, satuan ber- dan lari pada berlari, ter-
dan tinggi pada tertinggi tidak dapat dipisahkan lagi atas satuan-satuan yang
lebih kecil. Oleh karena itu,ber - lari,
dan ter - tinggi adalah morfem.
2. Jelaskan
konsep konstruksi morfologis beserta contoh!
JAWABAN
Konstruksi morfologis
ialah konstruksi formatif-formatif dalam kata (Kridalaksana, 1983:92).
Maksudnya bentuk atau satuan kata yang mungkin merupakan morfem tunggal atau
gabungan morfem yang satu dengan yang lain. Bentuk atau satuan yang berupa
morfem tunggal disebut konstruksi sederhana, sedangkan bentuk atau satuan yang
terdiri atas beberapa morfem disebut konstruksi rumit (Samsuri, 1982:195).
Selanjutnya, Samsuri
(1982:195) mengklasifikasikan konstruksi sederhana menjadi dua macam yaitu akar
(istilah Ramlan bentuk atau satuan tunggal bebas yang sekaligus merupakan
kata), satuan berwujud kecil yang secara morfologis berdiri sendiri, namun
secara fonologis bisa mendahului atau mengikuti morfem-morfem lain dengan eratnya
yang lazim disebut klitik, akan sering pula disebut kata morfem. Sedangkan
klitik sendiri dapat kita bedakan menjadi proklitik dan enklitik.
-
klitik: bentuk yang terikat secara
fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa
atau klausa, misal bentuk {-nya} dalam kata bukunya.
-
proklitik: klitik yang secara fonologis
terikat dengan kata yang mengikutinya, misal {ke} dalam kalimat ke rumah.
-
enklitik: unsur tata bahasa yang tidak
berdiri sendiri, selalu bergabung dengan kata yang mendahuluinya, seperti {-mu}
dan {-nya} dalam bahasa Indonesia.
Konstruksi rumit
merupakan hasil proses penggabungan dua morfem atau lebih. Konstruksi rumit
bisa berupa gabungan antara pokok dan afiks, seperti: ber – juang pada berjuang, antara akar (ada pula yang menyebutnya
dasar atau morfem bebas) dan afiks, seperti makanan – an pada makanan, antara pokok kata dan akar seperti semangat dan juang pada semangat juang, antara pokok kata dan pokok kata seperti
gelak dan tawa pada gelak tawa, dan antara akar dan akar, seperti meja dan makan pada meja makan.
3. Bagaimanakah
membedakan derifasi dan infleksi?jelaskan beserta contoh!
JAWABAN
Pengertian infleksi
adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengan
atau tanpa mengubah kelas katanya Secara khusus, perubahan bentuk sebuah kata
kerja dengan tepat mempertahankan identitas kata kerja itu, sama saja artinya
dengan mengubah bentuk kata itu, tetapi makna kata seperti yang terkandung
dalam kata itu tidak berubah, seperti contoh dibawah ini:
menulis – ditulis – kutulis – kau tulis – kami tulis
melihat – dilihat – kulihat – kau lihat – kami lihat
membaca – dibaca – kubaca – kau baca – kami baca
mencari – dicari – kucari – kau cari – kami cari
memukul – di pukul – kupukul – kau pukulin – kami
pukul
Bentuk kata menulis,
melihat, membaca, mencari, dan memukul beserta semua variasinya itu adalah
infleksi karena identitas kata-kata tersebut sebagai kata kerja dengan
pengertian yang ada pada tiap bentuk kata itu tidak berubah, kecuali bentuk
terkait me- yang secara berurutan
diganti dengan di-, ku-, kau-,
dan kami- yang mengubah pengertian
pelakunya.
Sedangkan derivasi
adalah suatu perubahan proses kelas kata (kata kerja) tanpa pemindahan kelas
kata. Perubahan kata kerja mendengar menjadi mendengarkan atau melihat
menjadi perlihatkan adalah derivasi tanpa mengubah kelas kata.
Derivasi dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu
antara lain sebagai berikut.
a. Derivasi
Internal
Derivasi internal
adalah proses mengubah verba tanpa mengubah kelas katanya, namun identitas
leksikalnya berubah. Bentuk yang baru ini dapat mengalami infleksi seperti
bentuk asalnya, misalnya:
Membuat jadi membuatkan
Melihat jadi memperlihatkan
Melompat jadi melompati
Menyerah jadi menyerahkan,
menyerah
b. Derivasi
Adverbal
Derivasi adverbal
adalah proses perubahan kelas kata kerja menjadi kelas-kelas kata lain yaitu
kata benda, kata sifat, atau kata tugas. Derivasi adverbal dibagi beberapa
lagi, yaitu:
1. Nomina
Deverbal
Pemindahan kelas kata
kerja ke kata benda dapat dilakukan dengan mempergunakan morfem-morfem terikat.
Proses ini sangat produktif dalam bahasa Indonesia.
Contohnya:
Menyanyi jadi penyanyi,
nyanyian.
Mendengar jadi pendengar,
pendengaran, kedengaran.
Berjalan jadi pejalan,
perjalanan, jalanan.
Menjual jadi penjual,
jualan, penjualan.
Membaca jadi pembaca,
pembacaan, bacaan.
2.
Adjektif deverbal
Dalam beberapa kasus
dan beberapa kata kerja yang sebenarnya merupakan derivasi dari kata sifat yang
dapat ditransposisikan lagi ke dalam kata sifat. Dalam status kata sifat
tersebut dapat diperluas dengan unsur-unsur yang biasa dikenakan pada kata
sifat.
Contohnya:
Ia menyenangkan kami dengan sebuah atraksi.
Menurut kami, membedakan antara derifasi dan
infleksi dapat kita lihat dari pembentukan kata menjadi kalimat. Karena antara
derifasi dan infleksi ini saling bertolak belakang akan kegunaannya.
Dapat kami lihat dari
pendapat Nida dikutif Ba’dulu dan Herman (2005:11) perbedaan antara fleksi dan
derivasi adalah sebagai berikut:
Infleksi
a. Cenderung
merupakan formasi luar, muncul lebih jauh dari stem ketimbang afiks derivasi.
b. Cenderung
kurang bervariasi, namun dengan distribusi yang luas.
c. Digunakan
untuk mencocokkan kata-kata bagi pemakaian dalam sintaksis, namun tidak pernah
mengubah kelas kata.
Derivasi
a. Cenderung
merupakan formasi dalam, muncul lebih dekat ke stem ketimbang afiks derivasi.
b. Cenderung
lebih bervariasi, namun dengan distribusi yang terbatas.
c. Digunakan
untuk menetapkan kata-kata dalam suatu kelas dan umumnya mengubah kelas kata.
4. Bagaimanakah
membedakan endosentris dan eksosentris? Jelaskan beserta contohnya!
JAWABAN
Frasa menurut
distribusi unsur pembentuknya ada 2 macam, yaitu frasa endosentris dan frasa
eksosentris. Frasa endosentris terdapat 3 macam, yaitu : koordinatif,
atributif, dan apositif. Frasa Eksosentri terdapat 2 macam, yaitu : proposional
dan nondirekti.
A. Frasa
endosentris
Frasa yang lingkungan
distribusinya sama dengan salah satu atau semua unsurnya. Contoh:
-
Dua orang siswa belajar.
-
Rumah kacil terbakar.
Dua orang siswa dan rumah kecil adalah frasa yang
menduduki fungsi Subjek. Frasa-frasa itu termasuk frasa endosentrik, karena
salah satu unsurnya mempunyai distribusi yang sama. Berarti frasa itu dapat
digantikan oleh salah satu atau unsurnya.
Frasa
endosentris dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Frasa endosentris koordinatif : frasa endosentris
yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara. Kesetaraannya dapat
dibuktikan dengan adanya kemungkinan konstituen itu dihubungkan dengan
penghubung dan, atau.
contoh : Laki-laki dan permpuan itu berjalan di
jalan.
b. Frasa endosentris atributif : frasa endosentris
yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara. Konstituen-konstituen itu
tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan, atau.
contoh : Gadis manis itu berjalan di jalan.
c. Frasa endosentris apositif : frasa yang mirip
dengan frasa endosentris koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat
saling menggantikan.
contoh : Andi, laki-laki berjilbab itu berjalan di
jalan.
Kedua, frasa eksosentrik adalah frasa yang
lingkungan distribusinya tidak sama dengan salah satu unsurnya, jadi tidak ada
yang dapat menggantikan fungsi frasa itu.
B. Frasa
eksosentris
Frasa yang jika salah
satu komponennya dihilangkan, akan menyebabkan frasa tersebut tidak baik.
Contoh:
-
Budi makan di.
-
Budi makan dapur.
Frasa eksosentris dapat
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Frasa
eksosentris proporsional : komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di,
ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang
biasanya berkategori nomina.
contoh : Alvin pergi ke pasar.
b. Frasa
eksosentris nondirektif : frasa eksosentris yang konstituen perangkainya berupa
artikula, sedangkan konstituen sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang
berkategori nomina, verba, atau adjektiva.
contoh : Para hadirin dipersilahkan untuk memakan
hidangan yang telah disediakan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar